August, 16th 2012
Pada pagi yang damai lewat
sentuhan dingin yang menyapu kulit. Tak
ada sepatah kata pun yang terucap ketika kami duduk didalam mobil yang
mengantarkan hingga Bandara Soekarno Hata. Bukan karena kantuk yang menyerang
atau bahkan karena waktu yang begitu mendilatasi partisi jiwa, tapi karena
begitu sulit kami merangkai kata perpisahan. Aku dan Ibunda, hanya terdiam
menafakuri apa yang tersemat dihati dan tak tersibak lewat ungkapan.
Sesekali ku tengok wajahnya yang
meunjukan gurat-gurat kelelahan, semakin lama
memandangnya, semakin deras air mata beriringan. Ah, betapa Allah karuniakan
rindu dan cinta selaksa alam kepadanya, kepada seorang mujahidah pendamba Surga
lewat cinta kasih tulus pada anak-anaknya. Ku biarkan dingin masih terus
menyelimuti rindu, hingga barisan katapun tak bisa kurajut. Kini rindu itu
berbalas temu satu hari, dimana aku dan nya menzahirkan kasih yang terlewat
sekian lama, dan harus ku tinggalkan ia bahkan pada kesempatan menyongsong
takbir raya kemenangan.
Hingga 30 menit berlalu menapaki
sepi, kemegahan Soekarno-Hatta telah hadir didepan pandangan. Tak kuasa lagi
kutanggung bayangan getirnya perpisahan, hingga kali ini aku luluh dalam
pelukannya. Ah, mungkin terlalu berlebihan, sebab aku pergi tak akan lama,
hanya 10 hari. Tapi besarnya cintaku menjadi hijab keberangkatanku pada sebuah
moment penting dalam hidupku. Oh Rabb, betapa pilu.
Pukul 2.45 kami menghiasi Soe-Ta
dengan air mata, berharap bahwa perpisahan sementara ini tak akan lagi terjadi.
Sekali lagi kutapaki sunyi tanpa melihat sungging senyumnya dikala lelah dalam
belajar, sekali lagi ku jalani rindu dalam kesesuaian masa, entah pada saat
mana kita akan bersama.
Jarum jam menunjuk lurus pada angka 3, pesawat
lepas landas meninggalkan tanah air dan Ibunda tercinta. Meninggalkan keramaian
cinta keluarga untuk menyongsong cita di negeri seberang. Kini sang Jiran bukan
lagi negeri Muslim yang biasa kukunjungi, tapi sebuah negeri dimana ia menjadi
angan paling kuat dalam ingatan, Australia.
Oh Allah, ku titip pada Ibunda
rindu dan cinta karena-Mu seluas maharaya jiwa. Ijinkan aku dan ia bertemu pada
saat terindah untuk mengais rindu dan cinta pada dilatasi waktu yang tak pernah
terdistorsi oleh perpisahan.
Ku harap ridha-Mu...