Subhanallah, Walhamdulillah, La ilaa-haillallah, wa
Allahu Akbar!!!
Subhanallahil Adzhim, 9 jam yang lalu tiba di Perth
International Airport setelah menempuh 4 jam waktu penerbangan dan ditambah
dengan sekian jam perjalanan untuk sampai pada hotel yang indah ini. Ya, Oslo Paradise.
None words, just Alhamdulillah wa Subhanallah..
menetes air mata ini karena nikmat Allah yang tiada terhingga. Kesempatan yang
tidak biasa dan sangat luar biasa. Inilah perjalanan pertama saya menjadi salah
satu kandidat Duta Pendidikan dan Budaya Indonesia yang dikirim ke Australia
beserta 9 orang sahabat mahasiswa lainnya. Awalnya saya tidak akan pernah
menduga apalagi berharap lebih ketika menyodorkan sebuah karya tulis tentang
profil pendidikan di Indonesia pada sebuah instansi dimana saya terikat kontrak
kerjasama dalam hal pendidikan, hanya apply kemudian beberapa hari
selanjutnya salah seorang ketua pelaksana menelpon dan meminta saya untuk
melakukan tes wawancara. Kesempatan yang saangat tidak saya duga. Semua itu
terjadi ketika masa KKN berlangsung.
Rupanya Allah limpahi masa-masa KKN saya sebagai masa
penuh tarbiyah di segala sisi. Mulai dari bagaimana bermuamalah dengan
masyarakat, memperbaiki akhlaq pribadi, meneladani akhlaq seorang “Abdullah”
yang shalih, menyayangi sahabat sesuai dengan kadar kecintaannya, dan baaanyak
lagi hal lainnya. Actually, it’s very AMAZING… Nah, buat saya masa 10
hari di Australia ini adalah masa KKN indah kedua setelah Karanganyar, West
Bandung was the End.
Nak buat apa disana?
Betul, itu hal important untuk dibincangkan.
Waktu 10 hari adalah waktu yang cukup singkat untuk sebuah pengenalan budaya
dan pendidikan di negeri Kangguru ini. Jadi dalam 10 hari efektif, kami
bersepuluh -duta dari Indonesia- ditugaskan untuk mengenalkan ragam budaya dan
model-model pendidikan di Indonesia, serta wajib untuk mempelajari dan meneliti
model pendidikan efektif Negara-negara Asia Tenggara. Tidak hanya Indonesia,
tapi semua Negara yang tergabung kedalam rumpun ASEAN.
Kenapa sih harus diadakan di Australia? Alasan jelasnya
saya pun tak tahu pasti, kenapa tidak holding di Indonesia, Malaysia,
Singapore, Brunai, atau Negara-negara Asia Tenggara lainnya saja, tapi yang
pasti tujuan umum dari acara Journey of South East Asia for World adalah untuk
mengenalkan budaya-budaya serta pendidikan yang ada di Negara Asia Tenggara,
dan ini adalah kali pertama diadakan di Australia, untuk tahun selanjutnya, who
knows?