::> Mengkritik tidak berarti membenci, menyokong tidak semestinya sefikrah, berbeda pendapat adalah sebaik-baik teman berfikir <::

03/11/2012

Pursuit of Happiness

Aku mengulang tabuh untuk yang kesekian kalinya. Jika untaian waktu lalu hatiku diliputi awan mendung tak berhujan, pagi ini ia berbeda, ada banyak cinta yang Allah beri lewat pagi yang menuntun matahari menjadi terik.

Pursuit of happiness,
Untaian prase yang sedang kugemakan sebelum langkah menjadi lebih lesu dan azzam tak lagi berdawai. Memaksakan diri untuk menjadi semangat rupanya sangat perlu daripada membanting diri pada kesedihan berlarut dan hidup bersendirian. Sebab Allah tahu dan bijak, Ia kirimkan malaikat pembawa kabar hingga dihati manusia terasa resah dan gelisah, namun setelahnya ia tawarkan sejumput syifa penyembuh gundah dan penghancur resah.

Setelah sepanjang malam dilalui dengan tangisan dan mimpi sebagai wakilan dari kejadian hari-hari, pagi hari aku jumpai diriku dan ku azzamkan bahwa hidup tak cukup sampai dengan ujian 'seperti ini'. Tahukah, pijakan demi pijakan telah ditapaki, tinggal tangga tangga berikutnya yang masih menunggu untuk dilalui. Dan akhirnya, ku patrikan janji pada Rabb-ku bahwa aku bukanlah wanita tangguh tapi juga bukan wanita lemah, ku katakan pada Tuhanku, 'Ya Allah, engkau tidak pernah mengajarkan lewat kisah-kisah para wanita shalihah kecintaanmu -Bunda Khadijah, Bunda Aisyah, Bunda Hajar, Bunda Fatimah- tentang bagaimana kelemahan dan kemunduran mereka menghadapi masalah, maka tidaklah semestinya aku menjadikan diriku lalai dan berputus asa dari rahmat-Mu.'

Dan akhirnya, setelah renungan itu, kutatap wajah didepan cermin, ada seulas senyuman yang dimulai terpaksa agar diri berpijak dengan kuat. Satu jam kemudian, Allah iringi niat suci untuk bersemangat dan bangkit kembali dengan rasa tenang dan kedamaian dihati. Yup, siap bergerak bahwa hari ini akan banyak agenda mulia menyapa diri.


My SOS  (Spirit of Saturday)
Pukul 05.00am, kusiapkan diri dan kebutuhan untuk keperluan SOS, something important event in my life nowadays. Setelah yakin semua siap, kaki melangkah dan bergerak lebih cepat. Karena ini amanah penting saya di staff acara, maka wajib dipastikan bahwa si diri tak boleh luput dari ketepatan waktu. Khawatir telat, akhirnya sang tukang ojek pun dipanggil juga. Hehe (yang ini alibi, emang aja gak mau jalan pagi...)

Pukul 5.30, sang diri siap melaksanakan sesuatu yang belum dilaksanakan dengan baik. Hmm, printing segala macam kebutuhan acara yang tersisa. Semangat!! Allah membersamai.
Ternyata, apa yang dipaksakan tidak selamanya buruk. Seperti sang semangat, awalnya ia ada karena dipaksa ada, lama-lama ia mengalir apa adanya bi'idznillah.
Dan tentang sang diri, lama makin lama ia mulai beradaptasi dengan kebahagiaan dan senyuman. Satu persatu ikhwah shalihah berdatangan, makin membuncah kebahagiaan. Ya Allah pagi ini Engkau telah sisipkan lagi kebahagiaan itu dihati hamba-Mu ini. :)

Pukul 07.38, sang diri mulai galau lagi. Agenda acara hampir belum terselesaikan dengan baik sedangkan agenda lainnya sudah mulai menunggu. Yup, pukul 08.00 seharusnya saya sudah berada di sekolah. Sedangkan waktu telah menunjukkan sekian menit lagi sampai pada detik itu. Dalam under pressure time tentu saya tidak mampu membereskan pekerjaan dengan baik, sehingga pada akhirnya sang diri meminta untuk ditata kembali. Ya, perlahan demi perlahan, semua kembali normal, stress itu hilang lagi.
Akhirnya, pukul 07.40, saya beranjak pergi ke sekolah. Agar tidak telat lagi, akhirnya saya putuskan untuk berkawan lagi dengan tukang ojek, haha.. (hari ini adalah hari saya dengan tukang ojek rupanya :)

On the way, sang Syahla berteriak memanggil. Ups, teh Resti (my sister in Tutorial) calls me. Dalam masa 'perojekan' saya menerima rentetan pertanyaan, 'dimana video informasi MenLan neng? sebentar lagi mau ditampilin tapi videonya ada di Aini kan?' 

MasyaAllah, mendengar kabar itu dunia rasa seakan runtuh. Sebab video tersebut tidak ada di sang diri. Sempat ingin berputar arah kembali ketempat semula, tapi mereka menenangkan, 'lanjutkan perjalanan, biar kami yang urus teh'.  
 Subhanallah, ada rasa syukur dan bersalah sedemikian besar pada jiwa-jiwa yang begitu memaklumi sang diri. Dalam perjalanan, saya terus berusaha menghubungi akhwat yang bersangkutan, namun rupanya terus dalam kegagalan. Sampai pada akhirnya usaha saya menghubungi beliau terputus oleh sebab sang ojek-er mengingatkan saya, 'sudah sampai neng!'.  
Saya tengok kebelakang, 'MasyaAllah, fascinating!!! Pak, bukan ini sekolahnya. *kekeke'
Akhirnya sang ojek-er sedikit malu dan senyum-senyum sebab diawal beliau katakan 'saya tahu' ketika saya sebutkan nama sekolah yang dituju. Actually, salah saya juga sih, perintah siapa fokus pada masalah sendiri. :(
'Oh, kita cari lagi ya neng.' jawab ojek-er.
'Sip pak, santai aja. Tapi bapak tahu kan?' Jawab saya seolah kalem padahal hati sudah kebat kebit karena  ketakutan tidak disiplin waktu.


At School
Then, 4 menit kemudian saya tiba ditempat yang dituju. Transaksi selesai, saya masuk kedalam gerbang sekolah dengan hati masygul. Dan, ternyata... my friends juga lagi nunggu saya rupanya. Ingatan tentang video itu masih berat mengusik fikiran saya, sehingga 5 menit ketika duduk di ruang guru, saya dapati info bahwa video itu sudah ditemukan. Alhamdulillahirabbil Aalaamiin...akhirnya saya bisa tenang dan memokuskan diri pada agenda saat ini.

Sekitar 10 menit duduk-duduk menunggu, ada seorang bapak yang muncul dibalik pintu memanggil saya. Seketika saya ingat wajah itu, masih hangat dalam ingatan. Pak ojek-er itu datang ke ruang guru untuk menemui saya. Ketika saya jumpai dan tanyakan kebutuhannya, you know what? Beliau mengatakan, 'neng, tadi neng ngasih uang kelebihan 10ribu, ini dikembalikan.' Subhanallahil adzhim, ada rasa kagum yang sangat pada sang bapak mengingat kejujurannya. Padahal, jika ia mau, dengan nominal uang segitu ia tidak perlu repot-repot mengembalikannya pada saya. Selain akan memakan waktunya, ia juga akan sedikit menghabiskan tenaga dan bensinnya untuk mengantarkan uang tersebut. Dan lagi, subhanallah, saya pintakan pada Allah agar Ia melimpahkan keberkahan rizqi yang banyak padamu wahai bapak ojek yang jujur. :) Terimakasih, terimakasih dari hati terdalam...

1 jam kemudian, waktunya pendekatan diri ke beberapa anak. Saya menduga hal ini akan sulit untuk saya mengingat ini adalah baru kali kedua saya bertemu dengan anak-anak. Berbeda dengan para sahib saya dalam team, ini sudah kali ke-5 atau ke-6 bagi mereka. Skeptis saya muncul, saya takut tidak bisa mengambil hati mereka. Lalu pada saat itu, saya mintakan pada Allah agar Ia permudah ikhtiar saya. Dan tak disangka, seorang anak didik laki-laki menyapa saya ketika saya terdiam, 'kak Aini, mau ngajar di kelas saya kan?' 
Saya sedikit heran, mengapa ia bisa tahu nama saya. Ketika saya tanyakan hal tersebut, ia jawab dengan mengindikasikan bahwa ia masih ingat saya lewat perkenalan rabu lalu. Oh Subhanallah.. Terimakasih Allah...:D

Sepuluh menit berlalu, ada seorang anak didik perempuan mendekati saya. 
'Kak, ini buat kakak. Tapi jangan kasih tau kakak yang lainnya ya..!!' Dengan senyuman malu ia berkata seperti itu sambil menyodorkan bongkahan kecil yang saya duga adalah potongan coklat.
'Terimakasih adik cantik, siapa namanya dek?' Terima saya sambil memberikan senyuman lebar tanpa malu-malu. 
'Rainy kak.' Jawabnya singkat.
'Oh, nama kita hampir sama ya. kakak, Aini. Kalau adik, Rainy, cuma beda R'. balas saya sambil tersenyum.
'Aku juga dipanggilnya Ainy ko kak.' jawabnya dengan senyum lebih mengembang tapi masih malu-malu.
Akhirnya, kami tertawa bersama dan kemudian saya memintanya untuk masuk ke kelas.

Akhirnya, lagi dan lagi kupanjatkan syukur pada Allahku. Melihat mereka seperti ada bongkahan sinar yang mendamaikan yang menelusup kedalam hati. Sangat  mendamaikan dengan kepolosan dan kelincahan mereka. Senyumnya yang sempurna, tanpa tujuan menelisik rasa lebih jauh memfatamorgana terkaan jiwa. 

Ya Allah, ternyata aku semakin cinta pada mereka... Cinta  yang selama ini aku abaikan oleh karena ketakutanku bahwa para anak kecil dirumahku bisa saja mengambil cinta ummiy dariku. Sang diri beberapa tahun itu sungguh jahil, jahilnya melebihi kejahilan cara berfikir orang waras. Dulu, hingga menginjak semester 4 akhir, saya masih saja menanamkan rasa tidak suka bila ada anak kecil berseliweran dirumah. Apalagi ketika para balita dan baseta berkunjung kerumah, ketakutan saya menjadi-jadi. Takut bilamana cinta ummi terbagi pada cucu-cucunya, takut akan mereka yang mungkin saja mengambil tempat dihati ummi semakin jauh dan ummi akan menafikan saya. Sebab saya tahu, bahwa saya begitu menjadi pribadi yang sangat pencemburu pada orang yang saya cinta, salah satunya ummi. 
Itulah kejahilan saya, hingga pada akhirnya saya diberi hidayah Allah ketika saya mendapatkan mata kuliah Teaching English for Young Learners di semester 5. Dunia saya berubah 360 derajat pada anak kecil. Cinta saya mulai tumbuh, lama semakin lama saya sadari bahwa mereka ada dan sangat bermakna. Mereka ada bukan untuk mengambil cinta di dunia, tapi justru menebarkannya dan menambahkannya di hati saya. Hingga pada akhirnya, saya seperti tergila-gila pada mereka. Kini tiap kali ada anak kecil, saya tidak akan pernah malu-malu menebar senyum dan menyapa mereka. Tak peduli dengan kicauan ibunya, lha wong saya mau anaknya kok. Hehe

Sehingga sempat pada satu saat, saya meminjam anak tetangga kos-an untuk saya asuh sekian jam. Allah maha sempurna menyimpan cinta dihati para hamba-Nya, ia tumbuh semakin besar dan kokoh, dan saat ini cinta itu masih ada dan lekat, juga tidak akan pernah saya ijinkan ia hilang dari ketetapan hati. Ijinkan hamba atas pinta itu, Duhai Rabbi penggenggam cinta. ^_^

Back to Furqan
'Teteh.....alhamdulillah semua berjalan lancar, kendala tadi bisa teratasi, agenda gak ngaret teh...:)' sapaan dan pelukan hangat menjemput sang diri didepan ruang majlis Tutorial sekitar pukul 11.55am. 
Senyumnya berbalas permintaan maaf saya yang tak terkira atas kelalaian saya mengatur acara. Dan kami, lagi-lagi Allah tautkan dalam cinta dan kebersamaan. Sehingga peluh tak lagi menjadi keluh, tapi justru menjadi suluh untuk menjadi pribadi-pribadi yang sungguh menyemangati ruh.


Back to Rent House 
Dan kini, pukul 15.30, tulisan ini hampir rampung dan sebentar lagi dipublish. Hanya sebuah catatan mengejar semangat hari ini, agar bilamana nanti sang diri kembali redup (meski ia tak akan kubiarkan kembali lagi menyapa sang jiwa), tulisan ini akan bisa bermakna untuk dibaca dan diambil ibrahnya.

20 menit lagi sebelum keberangkatan ke bandara SoeTa untuk sampai ke Batam dalam ikhtiar menerima penganugerahan dari seorang bupati tentang penelitian saya tentang bahasa di daerah mereka. Semoga kisah akhir-akhir ini menjadi ibrah penyemangat bagi sang jiwa. Dan saya panjatkan syukur pada Ilahi atas karunia yang diberi. Tentang mengejar semangat yang diberi, tentang cinta yang tak pernah mati walau dalam diam, juga tentang kedamaian yang Engkau sisipkan didalam qalbu ini. Dan selamanya, akan ku cinta Kau dalam hati...


--> Didedikasikan untuk para ikhwah yang kucinta,
meski sapa tak terucap dan cinta tak pernah terungkap,
biar semilir rindu  yang menetapkan cinta antara kita,
hingga pada akhirnya Allah menetapkan kita sebagai hamba kecintaan-Nya dalam Surga-Nya.

Juga...
 Untuk para hamba Allah yang padanya Ia berikan kedamaian lewat kelembutan dan 
kedamaian di wajahnya .
Adik-adik pendamai jiwa.

Dari yang dhaif dan fakir,
 ﺸﻓﺎﺀﺰﻴﻥﺍﻟﺰﻫﺮﺍﺀ