::> Mengkritik tidak berarti membenci, menyokong tidak semestinya sefikrah, berbeda pendapat adalah sebaik-baik teman berfikir <::

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

31/12/2012

Undefined

Aku, adalah aku, pribadi biasa dengan banyak kekurangan di jiwa.
Jadi jangan padankan, jangan padankan pada jiwa indah dan paripurna lainnya dalam hal kesebandingan amalan shalih, keunggulan diri, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Kecuali bila aku, bila aku yang meneraca diri dengannya. Tanpa ditafakuri, sekilasan saja sudah mampu aku menilai bahwa aku tak sekalibernya dalam segala sisi.

Saat ini, biar aku menafakuri kekurangan diri. Tak ada amalan yang pantas dijadikan unggulan. Namun hal ini tak mungkin aku beritakan. Biar angin, awan, dan guguran daun yang sama-sama diberikan ijin oleh Allah untuk membersamai pagiku, ketika rasa khawatir dan sedih itu menyelimuti rasa, mengganti semilir sejuknya angin pagi dengannya.

Tak ada yang meminta'mu' hadir, kau hanya tiba-tiba Allah ijinkan menyisip dalam qalbu. Kali pertama, dan sangat membingungkan dan memeluh keringat. Tidak ingin menapak lagi lebih jauh, jika saat ini 'kau' telah membuatku berjalan dan berfikir terengah-engah.

Tak ada yang meminta'mu' tinggal, aku hanya ingin diam, menafakuri rasa. Mungkin bukan cemburu tepatnya untukku, karena aku bukanlah pribadi sekaliber Aisyah yang mencemburui Khadijah atas cinta Rasulullah yang masih tersisip baik untuknya. Ya, bukan Aisyah yang pantas menunjukkan sikap seperti itu karena amalan dan kharisma imannya yang mempesona, sehingga wajar bila cemburu itu menghiasi hatinya menjadi pribadi yang semakin indah.

Agar tidak tersalah, maka kupinta agar diri tetap diam, belum ingin melangkah....


Yang dha'if lagi salah;
 Bukan Syifa Zein Azzahra melainkan
Nuraeni el-Mursalin

03/12/2012

Tanpa Kata

Saya belum pernah tahu bagaimana Allah menyusupkan kepada mereka yang memiliki hati-hati yang bijak memandang kehidupan, syukur yang ziyadah mendapati deru ujian, bahkan tangisan bahagia dari lintasan harapan-harapan yang satu persatu terwujud. Entah mungkin karena bashirah mereka adalah bashirah-bashirah Allah, atau mungkin karena jalan yang mereka tempuh sudah sampai pada puncak keikhlasan dengan mujahadah yang sinarnya mencapai harapan, tinggi menjulang puncak mahabbatullah.
 
Ya, saya belum pernah tahu bagaimana cara Allah melakukannya. Tapi yang saya pastikan tahu, bahwa saya bersama dengan orang-orang luar biasa, mereka yang lewat tulisan-tulisannya merepresentasikan syukur dan mereplasikan peluh keringat dengan ikhtiar kesungguhan diri, mereka yang dengan kata-katanya, manusia memandang akhlak dan budinya bagai sebaik-baik penghambaan pada Rabb-Nya.

Asykuruka ya Rabb, Engkau kenalkan hamba pada seorang yang Kau karuniai ilmu dan ketawadhu'an berfikir dan bersikap.

::: Catatan atas janji tanggapan tulisan yang sempat tertunda :::

Untuk orang-orang yang Allah karuniai kecerdasan
hati, aqal, dan jiwa dalam meminang kehidupan

26/11/2012

Tentang Amanah


 ..................................
Bagai perisai-perisai janji,
Ia menepi untuk mendapatkan helaan
Jika jalan sehala tak mampu mematri diri
Maka biarkan mulut terkatup dan hati bersinaran


Waktu masih membilang zuhur saat seorang akhwat yang sering saya jumpai sekilas di berbagai kesempatan datang dan mengetuk pintu sekretariat Tutorial. Saat itu saya jumpai ia sedikit dalam kebingungan dan meminta bantuan, menanyakan apakah ada seseorang yang menemukan cincin yang ia lupa tanpa sengaja meninggalkannya di tempat wudhu akhwat. Kami bertiga yang menerima berita tidak mendapati apapun, terlebih-lebih saya yang baru tiba dari suatu tempat. Ketika itu kami sarankan agar beliau menanyakan hal tersebut pada para khadimat masjid. Namun saya melihat ada rona kekhawatiran dalam semburat wajahnya, mungkin ada rasa ragu mungkin juga karena sebenarnya ia tidak tahu dimana letak ruang khusus yang kami maksudkan. Akhirnya saya putuskan untuk membersamainya menemui orang-orang yang dimaksud. Hanya sedikit ingin membantu mengusir rasa gusar dihatinya. Sebenarnya ini kali kedua saya mendapati seorang akhwat yang kehilangan cincinnya, karena saya jua seorang perempuan, akan menjadi sangat menyenangkan bila saya bisa ada disisi mereka dan membantu meringankan sedikit beban dihatinya, meski kita sebenarnya tak saling mengenal, tapi yang pasti kami mengenal ukhuwah.

23/11/2012

Hakikat Cinta

"Karena pada hakikatnya, cinta bukanlah menjerat pada kemaksiatan dan kelaliman, cinta men-tarbiyah diri dari kesenangan merobek iman pada ketentraman mendobrak kejahilan."

-Syifa Zein Az-Zahra-

 

06/11/2012

Ibrah dari Kisah Hidup Manusia (Part I)

Ini bukan kali pertama saya membuka lembaran halaman website seorang sahabat yang saat ini sudah memperoleh gelar Jayyid Jiddan untuk Strata 1-nya. Terlalu banyak kisah yang tak terpelak lidah ketika membaca kisah-kisah hidupnya di negeri para Anbiya.

Salah satunya, selalu tentang bagaimana kelezatan dirinya dan sahabatnya dalam mengkhatamkan hafalan Qur'annya sebagai syarat untuk kelulusan S1 di Al-Azhar Kairo. Hal ini tentu menjadi pemicu dan pemacu semangat tersendiri untuk saya. Tiap kali saya mengunjungi blognya, selalu ada rasa semangat menggelora yang tertinggal dalam jiwa untuk terus melanjutkan dan mengkhatamkan hafalan ayat-ayat Allah. Walau tak bisa saya ingkari, kadang ada perasaan ingin berhenti barang sejenak...saja untuk tidak menghafal ayat-ayat cinta-Nya yang mulia, tapi niat itu selalu digagalkan oleh kasih sayang Allah. Semangatnya yang menggelora, jihadnya untuk mendapatkan cinta Allah yang tak pernah pupus hingga saat ini saya mengenalnya, juga pada bagaimana wara'nya beliau dalam hidup, sungguh saaangat berhati-hati. Semua hal tersebut menjadikan saya begitu malu, malu pada Allah, malu karena saya masih belum bisa menggapai hidayah seperti yang diperuntukkan baginya.

03/11/2012

Pursuit of Happiness

Aku mengulang tabuh untuk yang kesekian kalinya. Jika untaian waktu lalu hatiku diliputi awan mendung tak berhujan, pagi ini ia berbeda, ada banyak cinta yang Allah beri lewat pagi yang menuntun matahari menjadi terik.

Pursuit of happiness,
Untaian prase yang sedang kugemakan sebelum langkah menjadi lebih lesu dan azzam tak lagi berdawai. Memaksakan diri untuk menjadi semangat rupanya sangat perlu daripada membanting diri pada kesedihan berlarut dan hidup bersendirian. Sebab Allah tahu dan bijak, Ia kirimkan malaikat pembawa kabar hingga dihati manusia terasa resah dan gelisah, namun setelahnya ia tawarkan sejumput syifa penyembuh gundah dan penghancur resah.

Setelah sepanjang malam dilalui dengan tangisan dan mimpi sebagai wakilan dari kejadian hari-hari, pagi hari aku jumpai diriku dan ku azzamkan bahwa hidup tak cukup sampai dengan ujian 'seperti ini'. Tahukah, pijakan demi pijakan telah ditapaki, tinggal tangga tangga berikutnya yang masih menunggu untuk dilalui. Dan akhirnya, ku patrikan janji pada Rabb-ku bahwa aku bukanlah wanita tangguh tapi juga bukan wanita lemah, ku katakan pada Tuhanku, 'Ya Allah, engkau tidak pernah mengajarkan lewat kisah-kisah para wanita shalihah kecintaanmu -Bunda Khadijah, Bunda Aisyah, Bunda Hajar, Bunda Fatimah- tentang bagaimana kelemahan dan kemunduran mereka menghadapi masalah, maka tidaklah semestinya aku menjadikan diriku lalai dan berputus asa dari rahmat-Mu.'

Dan akhirnya, setelah renungan itu, kutatap wajah didepan cermin, ada seulas senyuman yang dimulai terpaksa agar diri berpijak dengan kuat. Satu jam kemudian, Allah iringi niat suci untuk bersemangat dan bangkit kembali dengan rasa tenang dan kedamaian dihati. Yup, siap bergerak bahwa hari ini akan banyak agenda mulia menyapa diri.

02/11/2012

Pada Apa yang Tersalah

Pada Jum'at pagi yang melunturkan semangat, menggantikan senyuman dengan tangisan, menggantikan rencana agenda dengan kebingungan, dan beterbangan mimpi lewat kabar yang tersalamkan.

Tepat pukul 12.50pm tulisan ini saya buat, bergeser 6 jam setelah saya mendapati macam berita yang memberatkan jiwa dan perasaan. Bukan karena pada hal yang mengancam keselamatan dan keburukan terhadap diri sendiri, tapi pada hal dimana seorang sahabat lainnya menjadi tersungkur oleh karena kejahilan saya.

Mencoba bertahan pada pertahanan diri, tapi ternyata saya masih belum mampu dengan teguh mendapati kabar semacam itu. Ada sekian waktu yang saya butuhkan untuk menghibernasi diri, berdiam dan memikirkan sejauh mana kekhilafan itu saya perbuat, sampai pada akhirnya saya mampu memijakkan kaki di bumi dengan kokoh. Namun, pada hal ini, belum saya dapati secara jelas dimana titik-titik kesalahan itu. Apa yang menjadi janggal dan dianggap keliru. Oleh pasti karena dhaif dan bodohnya saya menjaga sikap, pastilah kedhaifan itu menjadikan sahabat saya menjadi begitu tidak tentram batinnya.

29/10/2012

Ummi Tsumma Ummi

Bahibbik ya Ummi.. :*

I Love you....Ummi, from the deepest my heart.


Ummi, biar hanya Allah yang tahu bahwa rasa cinta ini semakin berkembang semakin waktu.
Merangkai kata hingga penuh cinta tanpa penghujung titik yang memisahkan satu cinta dengan cinta yang lainnya, laiknya cintamu dan cintaku hingga saat ini, bahkan hingga waktu yang tak berbilang masa.

Ummi, seperti Rasulullah berucap dalam sabdanya bahwa engkau yang mesti pertama kali kucinta, juga untuk kedua, juga untuk ketiganya, sehingga kepada Abi lah yang kemudian mengiringi cintaku terhadapnya. Ummi, jika dengan kesabaranmu mengiringiku hingga usia kini, maka selalu kuminta pada Allah agar aku senantiasa membersamaimu dalam kesabaran dan keikhlasan menjagamu.

Disisa usiamu dan usiaku, ijinkan aku berbakti padamu. Jika deras air mataku, itu karena besarnya rasa cinta dan rinduku padamu, duhai Ummi.


Bahibbik ya Ummiy, Bahibbik ya Ummiy...WaAllahu Rabbuna.


--> Didedikasikan untuk ummi terkasih, 
juga untuk para ummi shalihah diseluruh hamparan bumi Allah


 ﺸﻓﺎﺀﺰﻴﻥﺍﻟﺰﻫﺮﺍﺀ

22/10/2012

Ketika si Dia Kembali


Sahabat, sepekan sudah cerita tentang Syahla saya yang menghilang berlalu. Kisah tentang cinta yang mulai terasa pahit jika berpisah dari yang dicinta, kisah tentang kasih sayang yang tanpa sadar telah menjelma, juga pada kisah tentang saling memberikan manfaat.

Biidznillah, Syahla saya ternyata ditemukan oleh seorang sahabat saya yang baik hati. Rupanya, ketika dalam sendu dan sedih mengenang kehilangannya, Syahla pun merasakan hal yang sama. Hmm..layaknya orang yang telah lama dipisahkan (karena kelalaian ana pribadi), akhirnya Syahla diantarkan pulang oleh sahabat saya.

Ada banyak ibrah yang bisa saya ambil lewat ditemukannya Syahla. First, saya baiknya menjadi pribadi yang lebiiih hati-hati ketika diamanahi sesuatu. Second, ketika kehilangan baiknya bukan perasaan 'andilau' yang membuat hati kelabu. Third, dalam masa pencarian baiknya saya benar-benar mencarinya dengan seksama. Menyempurnakan ikhtiar adalah kewajiban, sedangkan hasil itu depends on Allah. Fourth, saya harus menjaga Syahla deeengan baik, sebab Allah telah beri kesempatan kedua untuk bersamanya.

Grow Up with Al-Qur'an

"Assalamu'alaikum, ammah sehat? sedang apa sekarang? Hayu siap, insyaAllah ketika amah pulang, hafalan saya sudah mencapai target."

Begitulah kira-kira balasan pesan yang sampai kemarin sore dari seorang keponakanku yang shalihah. Dua hari lalu ketika pagi-pagi buta dan embun pun belum semua bermunculan pada stomata-stomata daun, saya me-messagenya untuk mengecek sejauh mana hafalannya. Saat itu memang belum ada balasan. Sehingga akhirnya saya me-message untuk yang kedua kali untuk menawarkan target hafalan sekian juz hingga akhir November. Menunggu hingga siang hari juga masih belum juga ada balasan, hingga pada sore hari akhirnya saya dapatkan jawaban diatas. Riang bukan kepalang mendapatkan jawabannya, walau ada sedikit rasa 'tanya' kenapa baru dibalas beberapa belas jam kemudian.Rupanya dia baru saja pulang dari sekolah.

20/10/2012

Padamu

Ummi,
Dalam nanungan langit yang dingin lewat embun pagi yang menyapa
Rindu itu telah lama hadir menelusup kedalam sang jiwa
Dalam masa pertiga malam
Kurindu engkau yang senantiasa menemaniku
Membelai disaat resah dan gelisah
Menenangkan disaat aku tak lagi terarah


Ummi,
Dalam hawa dingin yang menusuk
Air mata deras mengiringi
Jika jumpa tak kuasa
Maka kurindu mimpi mampu mewakili


Ummi,
Aku rindu
Aku rindu..
Aku rindu..
Dan dingin pun bersaksi tentang airmata kerinduan

Abi,
Bukan sebab aku tak cinta padamu
Sehingga tak sering aku sebutkan tentang dirimu
Bukan karena aku tak takzim
Sehingga malam-malam istimewa menjadikan kita tak sua

Namun, belahan jiwamu telah menawanku untuk menjadi sangat mencintainya.
Kuharap Jannah-Nya menghimpun kita bersama dalam kerinduan yang tak terdilatasi ruang dan waktu


07.00am 
Saat rindu menusuk-nusuk pilu sang jiwa

17/10/2012

Non-Verbal Communication: Speaking without Words


The people do communication use some ways to deliver their message, desires and needs. As already mentioned before, communication is the process of social interaction that interrelated aspects social life throughout two ways, verbal communication and non verbal communication. Verbal communication, is one of the way people speak to others by using words (tend to be orally), while non-verbal communication is the way people communicate with others without using words. It means the words can be replaced by other way, just like gestures, eye contact, facial expressiveness, or others. It is about the way of delivering desire and needs to others. In this occasion, the topic will be concerned in non verbal communication. Gudykunst mentions that humans communicate interpersonal closeness through a non-verbal as a series of action that called immediacy behaviour (2003, p.74). While, he also quoted that nonverbal involves intimacy and expressiveness, (Burgoon and LePoire, 1999; Floyd and Burgoon, 1999; Patterson, 1983). This topic will focus on the features in the people communicate non-verbally and will cover several aspects that related with it.

16/10/2012

Arti Sebuah Kehilangan

Sahabat, saya hanya sedikit ingin bercerita tentang apa yang dikatakan orang dengan dekat, tentang apa yang dikategorikan dengan cinta dan kasih sayang, jua dengan apa yang dianggap orang sebagai sahabat.

Sebenarnya ini bukanlah waktunya untuk menulis catatan di waktu sepertiga malam yang seharusnya lebih layak diaprosiasi untuk melakukan ibadah mahdah. Tapi, saya rasa hati saya masih jua belum tenang mengingat fakta kejadian yang saya telah lalui satu hari terakhir. Sedangkan satu hari ini saya akan memiliki jadwal padat dari pukul 07.00-17.00 dengan break hanya untuk shalat saja, jadi saya rasa tidak ada salahnya menumpahkan sedikit sisa-sisa kegundahan pada tulisan ini agar tidak menjadi bekas fikiran dalam rentang kerja hari ini.

10/10/2012

Verbal Communication: The Way People Speak


The people usually seem to use some ways in do the communication. The communication itself according to Gudykunst and Bella is one of processes of social interaction that encompasses two interrelated aspects social life; the distinctive ways of communication and communication in representing its cultural, communal and function (2002, p.51). The aspect of presenting cultural, the people will be examine their culture by their communication way. And one of way communication is verbal communication. From the enlightenment above, here will be discussed the verbal communication as one of way the people speak in their community. This topic will include the points or features that support and correlated with verbal communication.

04/10/2012

Cross-Cultural Conflict and Adjustments


Newcomers from different country and culture seem often feel strange to face something (culture) new. It seems as a battle in their inner selves to know the diversity of their own culture with new culture. In other words, we can match it with the term of cross cultural conflict that happens in newcomers. In other time, newcomers might do adjustment to the new culture. From that background, the discussion that related with cross cultural communication and adjustment will be divided into five parts.

28/09/2012

Cross-cultural Contact with American



American, in its term might be defined from how long of time they spend their live in United Stated. Actually we need to analyze further more about definition of American, because sometimes it term makes confusing. In many cases caused of the type of American and continent of America, the use term of American just for represents or labeling someone who lives in United Stated, all at once makes easy the use word American, not United Statesian.

26/09/2012

Akhirnya Aku Jatuh Cinta

Ya Allah...
Akhirnya aku jatuh cinta.
Mungkinkah ini yang dinamakan cinta, dimana hati selalu rindu, dimana hati selalu menuntut waktu mebiarkan kami bersama meleburkan kesenangan bersama. 




Oh Allah....
Akhirnya aku jatuh cinta,
Pada pencarian yang telah lama menyulam waktu hingga ia tak terbaca
Oleh lamanya masa dan bertumpuknya dosa
Dan ketika "cinta" itu menyapa
Kurengkuh ia dengan senyuman

24/09/2012

Not Only Dreams "in and for "the World


"Dek, kapan rencana menikah?" 

Pertanyaan itu menjadi sangat menggantung tanpa jawaban ketika ummi menemaniku makan malam. Sebenarnya sangat tak berselera membahas tentang itu, tapi rupanya hal itu dianggap perlu oleh keluarga, khususnya ummi. Kujawab dengan senyuman dan olokan, "Ummi, adekan baru umur 21 tahun, masih jauh to dan belum terfikir matang".

Jauh dilubuk hati, aku mencoba merenung lebih dalam. Rupanya betul, fikiran tentang pernikahan adalah hal tabu buatku. Sedangkan ummi menjadi sangat khawatir diusianya yang senja tak dapat mengantarkan putri bungsunya hingga pelaminan. Ah Allah, padahal itu hanya tentang masa dan kesempatan. Bisa saja tanpa menikah pun ajal akan bersegera menyelaku.

Erasing The Last 40 Days Memory

Someone said, "We do not have to forget our memory. It's mine and will be mine forever. Just keep it."
I do not really know about the meaning. Because, my condition might be different with his condition. Might be he has the memory so good in so far he runs, but not contrary with mine. I also have so many meaningful journey in last 40 days. But, sometimes there are so many obstacles that demand me to erase the memory.


It is about heart. Yes, just about love.

30/08/2012

1 Day Lefts


Dua hari indah saya bersama keluarga besar tersisa satu hari saja. Alhamdulillah, dari sekian perjalanan panjang menginginkan kebersamaan bersama keluarga, pada tanggal 29 pagi sejuknya udara Desa Batujaya, Karawang saaangat terasa. Dalam balutan kabut dan hangatnya mentari pagi, saya sempatkan untuk meminta ijin pada Ummi untuk sekedar berjalan-jalan di pematang sawah. Bertemankan embun yang dingin, rona kebahagiaan dan syukur pada Illahi begitu lekat menemani. Ya, sebab sangat jarang -bahkan, tidak bisa- saya temui pemandangan seperti ini di tanah kelahiran saya, Jakarta. Dalam 6 bulan sekali, barulah saya berkunjung ke Desa tempat Abi dan Ummi mengelola perkebunan dan persawahannya.

27/08/2012

My Beloved Nephew and Niece


Lav Reid, Perth

Pada pagi yang sejuk dan menyejukkan…

“Ammah, ‘ncing, apa kabar, baik? Kapan sih pulangnya, kue lebaran kita udah abis lho!”

Penggalan kalimat itu masih terngiang jelas di telinga. Suatu pagi yang indah ketika nephew-nephew menghubungi saya dikala sibuk berpacking-ria untuk kepulangan ke tanah air besok. Mereka “mengeroyok” saya untuk bisa membuat saya iri akan keadaan dirumah, ya pastinya mereka sedang berkumpul dibase camp tercintanya, dirumah Ummi. Ada rindu yang melejit dihati saya, rindu akan senyum nakal mereka, rindu songsongan tangan mereka setiap kali saya kembali ke rumah, rindu tangis mereka dikala saya perlu mengunci pintu kamar untuk menghindari serangan dan gangguan mereka dari mengacak-ngacak kamar saya. Ah, mereka, sang ajudan kecil harapan mamah, bunda, dan ummi mereka. Semoga dewasa menjadi pribadi shalih yang meneguhkan dan menyalihkan.

Saya merindui sang tampan, lembut  juga shalih; Muhammad Abdul Lathif –cucu laki-laki pertama ummi- yang tak pernah melakukan sesuatu tanpa ridha mamah dan ayahnya. Penurut, pecinta pada adik-adiknya. Diawal saya tak pernah kira bahwa ada seorang “ikhwan kecil” yang begiitu perhatian kepada semua sanak familinya, tak pernah mendahulukan kepentingan pribadinya sebelum saudaranya diutamakan. Anak yang selalu membantu mamahnya didapur dan mengurus adik-adik perempuannya dikala luang dan libur dari pesantren. Juga dengan adik-adiknya, tak pernah saya dapati mereka bertengkar, bahkan saling memahami dan meng”ia”kan. Padahal usia sebaya mereka adalah masanya mengedepankan ego pribadi. Dik, ‘ncing banyak belajar dari kalian.

Tentang “ikhwan kecil” lainnya?

23/08/2012

Eid Fitr Mubarak


Perth, August 19th 2012

Allahu-akbar, Allahu-Akbar, Allahu-Akbar…
La ilaaha illallah wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillah alham(d)...

Gema takbir hari raya disini memang tidak tidak semembahana seperti di Indonesia, namun meresapinya dalam kesendirian menjadi begitu menyejukkan. Setelah membereskan dan menata apartemen yang saya tinggali, jelang jam 3 pagi saya bergegas kembali ke sebuah Masjid terdekat yang ada di daerah sekitar saya tinggal. Masjid yang kecil, tapi sangat nyaman dan nazhif untuk berlama-lama didalamnya. Jaraknya sekitar 3Km dari rumah saya tinggal. Pagi itu juga, saya memaksakan diri mengendarai mobil ke Masjid tersebut. Sebab sangat tidak nyaman berjalan seorang diri di pagi buta, apalagi seorang perempuan. Sebuah kesulitan tersendiri bagi saya karena harus mengendarai mobil yang memiliki stir di sebelah kiri, hal ini memang sangat berbeda dengan mobil-mobil yang ada di Indonesia. Tapi apa boleh buat, kekhawatiran saya menggapai Shalat Eid berjama’ah akan terlambat semakin kuat, disamping itu saya tak mungkin membangunkan tetangga pada jam-jam tersebut hanya untuk meminta diantarkan ke Masjid. Berbekal yakin pada Allah dan sedikit kepercayaan diri dari bekal mengemudi di rumah, akhirnya dengan Basmallah sampai juga saya di Masjid yang memiliki Imam Masjid seorang Imigran Indonesia. Jam 4.00am, saya sudah terhanyut dalam nikmatnya bertakbir dan bertahmid. Dalam mata terpejam, tiada beban, tiada kegamangan. Allah ya Rabbiy

Shalat Eid Fitr berjalan dengan sangat tentram dan tartib disini, meskipun bukan Negara mayoritas penganut agama Islam, kerukunan dan toleransi yang tinggi sangat nampak di Australia. Lama punya lama, akhirnya saya jatuh cinta pada Australia.

Pukul  8.00am

Dalam perjalanan pulang ke rumah saya dapati jalan-jalan ramai dengan hiasan kerlipan bintang dan bulan. Entah apa maksudnya, mungkin saja dimaksudkan untuk meramaikan Eid Fitr Mubarak dengan gaya berbeda seperti di Indonesia, mereplasikan hiasan ketupat yang bergantungan di angkasa raya alam Indonesia. Teringat malam tadi dalam perjalanan kerumah dari Masjid Raya, dua orang polisi –sorang Kristiani, dalam jam luangnya- menabuh genderang beriramakan takbir lebaran, meskipun tanpa lirik takbir dan tahmid, gerak ghirah mereka dengan sunggingan senyum kebahagiaan diwajah menjadikan saya ikut larut dalam kebahagiaan dan tanpa sadar ikut bergabung dan menyambangi mereka. Ah Rabbi, seperti inikah bila alam berharmoni dalam perbedaan yang terbaca, bila manusia tak lagi mementingkan ego duniawi dan kebersamaan menjadi sebuah keselarasan. Allahu Akbar..

Pukul 10.00am

Bersendirian...


Perth, August 18th 2012

Pukul 9 pagi ini saya akan melepas kepergian 8 utusan Indonesia yang 2 hari terakhir telah menjadi kawan dekat bahkan menjadi keluarga yang menghangatkan sepi dan rindu pada keluarga sebenarnya di tanah air. Kawan-kawan yang berasal dari Jakarta, Jogjakarta, Bandung, Lampung, Medan, Aceh, Madura dan Palembang telah bergegas untuk kembali ke kampung halaman untuk merajut raya Eid Fitr Mubarak bersama keluarga. Pemerintah memberikan waktu kepada kami untuk bisa beraya bersama keluarga di tanah air. Namun, kesempatan itu tidak bisa saya ambil oleh sebab beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya. Akan butuh waktu untuk saya menata hati jika menatap ibunda untuk sedikit waktu kemudian meninggalkannya H+1 setelah hari suci itu. Saya hanya berusaha menguatkan azam untuk hidup dan berfikir mandiri dan –sebenarnya- berusaha bersikap dewasa. Hanya saja kadang keinginan untuk kembali dan bertemu ibunda sungguh menggebu. Keputusan saya ternyata didukung oleh seorang kawan yang juga seorang leader saya disini. Beliau menyatakan untuk menemani saya di Australia meskipun pada kota yang berbeda. Saya di Perth, dan beliau di Sydney. Dia berkutat dengan penelitian skripsinya tentang aplikasi bahasa terhadap efeksi gender di Australia, sedang saya hanya ingin spending time di Perth.

My Exciting Journey in Sydney


Pagi setelah melakukan upacara kemerdekaan di Gedung Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia, Sydney, seorang leader sekaligus Duta Pendidikan dan Budaya Indonesia menyertakan saya untuk berjalan-jalan di kota mewah ini. Mewah? Yup, karena kota ini begiiiitu mahal. Hehe..

Sila simak kisah saya ni…!

Jarak dari Perth -tempat saya tinggal selama di Australia- ke Sydney sekitar 3 sampai 4 jam lewat perjalanan darat. Itu pun kalau di tempuh dengan menggunakan bis sebagai akomodasi utama di kota ini. Kalau mau ditempuh lewat berjalan kaki pun, tak apa. Cuma pastinya saya tak mau coba. ^_~

Perth, sewaktu menginjakkan kaki di kota ini, semua panoramanya begitu memesona, memaku emosi jiwa, dan menegunkan benak khayalan. Kabarnya, Perth memang salah satu kota yang sangat ramah alamnya, sebab bila dibandingkan dengan Sydney atau Melbourne, di Perth tentu lebih banyak kita temui hamparan pemandangan alam membahana. Biaya hidup di kota ini pun tidak semahal di Sydney atau Melbourne yang mana earn pegawai hampir setara dengan pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, meski memang tidak bisa dikatakan murah bila dibandingkan dengan biaya hidup di Indonesia. Maklumlah, Australia adalah Negara teraman dan ternyaman dalam urutan ke-2 di dunia. Indonesia? Ratusan…:)

Alhamdulillah, Allah tempatkan kami, kandidat Indonesia untuk tinggal di kota Perth, berbeda dengan Negara-negara Asia tenggara lainnya seperti Malaysia yang ditempatkan di Melbourne, Singapore di Sydney, dan lainnya…entahlah, saya masih sulit menghafal nama-nama kota di negeri ini. 

Untuk upacara kemerdekaan Indonesia kami semua para duta Indonesia berkumpul di Sydney. Satu jam untuk melangsungkan upacara, dan satu jam lagi untuk menonton bersama acara upacara kemerdekaan yang di adakan di Indonesia. Haru sekali saat itu… Hmm, di Australia, untuk elemen perangkat upacara kemerdekaan ternyata melibatkan para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang mengais ilmu di negeri ini. Subhanallah…

Syukur Tiada Hingga


Subhanallah, Walhamdulillah, La ilaa-haillallah, wa Allahu Akbar!!!

Subhanallahil Adzhim, 9 jam yang lalu tiba di Perth International Airport setelah menempuh 4 jam waktu penerbangan dan ditambah dengan sekian jam perjalanan untuk sampai pada hotel yang indah ini. Ya, Oslo Paradise.

None words, just Alhamdulillah wa Subhanallah.. menetes air mata ini karena nikmat Allah yang tiada terhingga. Kesempatan yang tidak biasa dan sangat luar biasa. Inilah perjalanan pertama saya menjadi salah satu kandidat Duta Pendidikan dan Budaya Indonesia yang dikirim ke Australia beserta 9 orang sahabat mahasiswa lainnya. Awalnya saya tidak akan pernah menduga apalagi berharap lebih ketika menyodorkan sebuah karya tulis tentang profil pendidikan di Indonesia pada sebuah instansi dimana saya terikat kontrak kerjasama dalam hal pendidikan, hanya apply kemudian beberapa hari selanjutnya salah seorang ketua pelaksana menelpon dan meminta saya untuk melakukan tes wawancara. Kesempatan yang saangat tidak saya duga. Semua itu terjadi ketika masa KKN berlangsung.

Rupanya Allah limpahi masa-masa KKN saya sebagai masa penuh tarbiyah di segala sisi. Mulai dari bagaimana bermuamalah dengan masyarakat, memperbaiki akhlaq pribadi, meneladani akhlaq seorang “Abdullah” yang shalih, menyayangi sahabat sesuai dengan kadar kecintaannya, dan baaanyak lagi hal lainnya. Actually, it’s very AMAZING… Nah, buat saya masa 10 hari di Australia ini adalah masa KKN indah kedua setelah Karanganyar, West Bandung was the End.

Nak buat apa disana?

Perth International Airport

Alhamdulillahil Adzhim, tiada kata lain terucap selain rasa syukur penuh haru karena Allah telah ijinkan saya sampai di negeri Kanguru ini. Alhamdulillah, setelah menempuh jarak penerbangan Jakarta-Perth selama 4 jam, tibalah kami di negeri yang kabarnya orang Muslim dan Non-Muslimnya hidup damai berdampingan. Entahlah, yang jelas saat ini hanya ada rasa gembira dan luar biasa ketika mimpi-mimpi itu satu persatu terwujud. None words, just feel very thanks Allah. Teringat perkataan seorang bijak, Syaikh Adian Husaini, “Ingatlah Allah dikala senang, maka Allah akan mengingatmu dikala susah”. Jadi, detik ini tak perlulah bingung-bingung mau berbuat apa, hanya dzikrullah yang cocok di segala masa. Hmm... ^_~

Kedatangan kami disambut oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia. Suatu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Biasanya acara-acara seperti ini hanya saya lihat di sebuah stasiun televise yang menayangkan parade perlombaan international bergensgi atau kunjungan kenegaraan. Ya Allah…malu  sungguh saya ini. Dengan tampang masih kusut dan mata sembab setelah menangis diawal perjalanan, saya dan kawan-kawan berjalan menghampiri dan dihampiri crew penyambut. Memang tidak ada karpet merah dan terompet pengiring, tapi kalungan bunga Anggrek Hijau telah menghiasi leher saya dan kawan-kawan, dan bagi saya hal itu sudah sangat luaaaar biasa. Maklum lah, setiap kali pulang kerumah tak ada hal macam itu, yang ada adalah peluk-cium Ibunda dan saudara/i tercinta. So, kalung bunga ini adalah substitusinya. Hehe… 

*Eits, Ala fikrah, kok mereka tahu ya kalau saya haaasrat sangat Anggrek Hijau? Ah, everything was fate lah. Kekeke…




Perth pagi hari begitu sejuk dan mendamaikan jiwa, keramaiannya memang tidak seperti semrawutnya Jakarta. Bandara yang tidak pernah sepi dari jadwal penerbangan dan interaksi multi-lateralnya, seperti halnya Garuda Indonesia yang telah menghantarkanku pada Negara ini.

Soekarno-Hatta International Airport


August, 16th 2012
 
Pada pagi yang damai lewat sentuhan dingin yang  menyapu kulit. Tak ada sepatah kata pun yang terucap ketika kami duduk didalam mobil yang mengantarkan hingga Bandara Soekarno Hata. Bukan karena kantuk yang menyerang atau bahkan karena waktu yang begitu mendilatasi partisi jiwa, tapi karena begitu sulit kami merangkai kata perpisahan. Aku dan Ibunda, hanya terdiam menafakuri apa yang tersemat dihati dan tak tersibak lewat ungkapan.

Sesekali ku tengok wajahnya yang meunjukan gurat-gurat kelelahan, semakin lama memandangnya, semakin deras air mata beriringan. Ah, betapa Allah karuniakan rindu dan cinta selaksa alam kepadanya, kepada seorang mujahidah pendamba Surga lewat cinta kasih tulus pada anak-anaknya. Ku biarkan dingin masih terus menyelimuti rindu, hingga barisan katapun tak bisa kurajut. Kini rindu itu berbalas temu satu hari, dimana aku dan nya menzahirkan kasih yang terlewat sekian lama, dan harus ku tinggalkan ia bahkan pada kesempatan menyongsong takbir raya kemenangan.

Hingga 30 menit berlalu menapaki sepi, kemegahan Soekarno-Hatta telah hadir didepan pandangan. Tak kuasa lagi kutanggung bayangan getirnya perpisahan, hingga kali ini aku luluh dalam pelukannya. Ah, mungkin terlalu berlebihan, sebab aku pergi tak akan lama, hanya 10 hari. Tapi besarnya cintaku menjadi hijab keberangkatanku pada sebuah moment penting dalam hidupku. Oh Rabb, betapa pilu.

Pukul 2.45 kami menghiasi Soe-Ta dengan air mata, berharap bahwa perpisahan sementara ini tak akan lagi terjadi. Sekali lagi kutapaki sunyi tanpa melihat sungging senyumnya dikala lelah dalam belajar, sekali lagi ku jalani rindu dalam kesesuaian masa, entah pada saat mana kita akan bersama.

24/06/2012

My Way....

Waktu sudah menunjukkan pukul 1.25am ketika satu persatu tugas mata kuliah diselesaikan. Rasa kantuk pun telah hilang, sebab sudah beberapa kali menunda waktu tidur dengan sengaja mengazamkan diri "harus menyelesaikan tugas sebelum deadline tiba". Alhamdulillah...

Sampai paragraf kedua ini ditulis, jarum panjang telah menggeserkan dirinya ke arah angka 10 yang berarti jam 2 akan segera tiba 10 menit lagi. Tidak bermaksud memaksakan diri untuk tidak tidur, namun fikiran saya masih bekerja dan hati masih rasa bertanya-tanya pada banyak hal yang telah saya lampaui setelah 20 tahun lamanya bernafas di dunia. Saya masih terus bertanya apakah saya sudah cukup bermanfaat untuk orang sekitar saya? Selekat apa kedudukan Allah di qalbu saya? Cinta yang mana yang saya kerahkan untuk ummi, abi, dan ikhwah di sekeliling saya? 

Jarum panjang jam di dinding masih terus berdetik ketika seorang Maya Nasri berkebangsaan Timur Tengah menghantarkan lantunan lagunya berjudul Ruh. Cukup menyejukkan jiwa, namun sontak menyindir diri saya ketika dipaksa harus berproyeksi pada laku yang telah di buat. Ketika ruh akan mulai tercabut dan terpisah dari jasadnya, maka tak akan ada lagi yang bisa diperbuat di dunia, kecuali orang-orang disekitar kita menghantarkan kita pada ruang tergelap tertutup tanah, berteman makhluk tanah dan lembabnya hawa disana. Kali ini fikir saya semakin teraduk-aduk, men-stirr rasa malu yang terus berkecamuk.

Teringat laku diri, siang tadi seorang ikhwah berkata lewat pesan singkatnya, "Ukhti, coba deh doing something uncomfortable zone, hehe..."
Perkataan itu masih tersimpan baik bahkan hingga detik ini kata-kata itu masih memenuhi rongga fikir untuk dimuhasabah lebih jauh.

Benar memang perkataannya, jika saya renungkan, selama ini saya memang hidup dalam kemudahan. Allah terlalu baik, dan sayangnya saya masih jua terlena akan kemudahan itu. Mengeja akan rententan kehidupan saya, beliau memang berkata dengan sesungguhnya keadaan. Sejak kecil hingga saat ini, saya selalu hidup dalam keberlimpahan kasih sayang Ummi dan Abi, terlebih-lebih ketika Abi telah berpulang, Ummi semakin memanjakan saya dengan kasih sayang yang tiada tara. Tentu bukan konteks material semata masalahnya, sebab Ummi dan Abi saya adalah orang yang strict terhadap kesahajaan. Hal itu yang terus terbawa hingga saat ini. Ketika memasuki dunia pendidikan, Ummi adalah orang pertama yang memaklumi saya yang bangga dengan ranking ke 10. Beliau pula orang pertama yang memberikan senyuman  atas persepsi polos saya. Dahulu sekali, ketika sistem caturwulan masih berlaku, dan ketika saya mulai mengenal bangku sekolah, saya sangat menginginkan urutan ke 10 ada pada baris peringkat di buku laporan hasil belajar siswa.

Namun, ketika tahu hal yang seharusnya, maka di cawu selanjutnya saya mengejar ketertinggalan dan berusaha menghapus angka 0 disebelah kanan angka 1. Tujuan itu tercapai. Tentu atas ijin Allah. Ummi pernah bilang, saya adalah seorang perempuan tipe "goal oriented". Betul memang, saya tak akan berhenti berusaha sampai keinginan saya tercapai. Disamping itu, ada ummi yang senantiasa membebaskan saya dari pekerjaan rumah dengan tujuan agar saya bisa belajar sepanjang waktu dengan kepuasan hati saya. Tentu ini menjadi kesenangan tertinggi untuk saya, mengurung diri sepanjang waktu didalam kamar. Memang peringkat 1 itu terus berlanjut hingga saya lulus Madrasah Tsanawiyah.