::> Mengkritik tidak berarti membenci, menyokong tidak semestinya sefikrah, berbeda pendapat adalah sebaik-baik teman berfikir <::

31/12/2012

Undefined

Aku, adalah aku, pribadi biasa dengan banyak kekurangan di jiwa.
Jadi jangan padankan, jangan padankan pada jiwa indah dan paripurna lainnya dalam hal kesebandingan amalan shalih, keunggulan diri, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Kecuali bila aku, bila aku yang meneraca diri dengannya. Tanpa ditafakuri, sekilasan saja sudah mampu aku menilai bahwa aku tak sekalibernya dalam segala sisi.

Saat ini, biar aku menafakuri kekurangan diri. Tak ada amalan yang pantas dijadikan unggulan. Namun hal ini tak mungkin aku beritakan. Biar angin, awan, dan guguran daun yang sama-sama diberikan ijin oleh Allah untuk membersamai pagiku, ketika rasa khawatir dan sedih itu menyelimuti rasa, mengganti semilir sejuknya angin pagi dengannya.

Tak ada yang meminta'mu' hadir, kau hanya tiba-tiba Allah ijinkan menyisip dalam qalbu. Kali pertama, dan sangat membingungkan dan memeluh keringat. Tidak ingin menapak lagi lebih jauh, jika saat ini 'kau' telah membuatku berjalan dan berfikir terengah-engah.

Tak ada yang meminta'mu' tinggal, aku hanya ingin diam, menafakuri rasa. Mungkin bukan cemburu tepatnya untukku, karena aku bukanlah pribadi sekaliber Aisyah yang mencemburui Khadijah atas cinta Rasulullah yang masih tersisip baik untuknya. Ya, bukan Aisyah yang pantas menunjukkan sikap seperti itu karena amalan dan kharisma imannya yang mempesona, sehingga wajar bila cemburu itu menghiasi hatinya menjadi pribadi yang semakin indah.

Agar tidak tersalah, maka kupinta agar diri tetap diam, belum ingin melangkah....


Yang dha'if lagi salah;
 Bukan Syifa Zein Azzahra melainkan
Nuraeni el-Mursalin