::> Mengkritik tidak berarti membenci, menyokong tidak semestinya sefikrah, berbeda pendapat adalah sebaik-baik teman berfikir <::

23/08/2012

Perth International Airport

Alhamdulillahil Adzhim, tiada kata lain terucap selain rasa syukur penuh haru karena Allah telah ijinkan saya sampai di negeri Kanguru ini. Alhamdulillah, setelah menempuh jarak penerbangan Jakarta-Perth selama 4 jam, tibalah kami di negeri yang kabarnya orang Muslim dan Non-Muslimnya hidup damai berdampingan. Entahlah, yang jelas saat ini hanya ada rasa gembira dan luar biasa ketika mimpi-mimpi itu satu persatu terwujud. None words, just feel very thanks Allah. Teringat perkataan seorang bijak, Syaikh Adian Husaini, “Ingatlah Allah dikala senang, maka Allah akan mengingatmu dikala susah”. Jadi, detik ini tak perlulah bingung-bingung mau berbuat apa, hanya dzikrullah yang cocok di segala masa. Hmm... ^_~

Kedatangan kami disambut oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia. Suatu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Biasanya acara-acara seperti ini hanya saya lihat di sebuah stasiun televise yang menayangkan parade perlombaan international bergensgi atau kunjungan kenegaraan. Ya Allah…malu  sungguh saya ini. Dengan tampang masih kusut dan mata sembab setelah menangis diawal perjalanan, saya dan kawan-kawan berjalan menghampiri dan dihampiri crew penyambut. Memang tidak ada karpet merah dan terompet pengiring, tapi kalungan bunga Anggrek Hijau telah menghiasi leher saya dan kawan-kawan, dan bagi saya hal itu sudah sangat luaaaar biasa. Maklum lah, setiap kali pulang kerumah tak ada hal macam itu, yang ada adalah peluk-cium Ibunda dan saudara/i tercinta. So, kalung bunga ini adalah substitusinya. Hehe… 

*Eits, Ala fikrah, kok mereka tahu ya kalau saya haaasrat sangat Anggrek Hijau? Ah, everything was fate lah. Kekeke…




Perth pagi hari begitu sejuk dan mendamaikan jiwa, keramaiannya memang tidak seperti semrawutnya Jakarta. Bandara yang tidak pernah sepi dari jadwal penerbangan dan interaksi multi-lateralnya, seperti halnya Garuda Indonesia yang telah menghantarkanku pada Negara ini.
Ingin rasanya berlama-lama duduk dan memandangi panorama halaman bandara yang Indah, tapi rupanya jadwal keberangkatan untuk mencapai kota yang dituju tersisa 50 menit lagi. Jadi, saya sempatkan untuk membuat catatan kecil ini untuk kenangan di tanah air nanti. Hope everything will be nice here…


Dua puluh menit berelaksasi, akhirnya pesawat penerbangan Negara tetangga (Malaysia) tiba. Hal ini buat saya terkagum-kagum, sebab beberapa kali kunjungan saya ke Malaysia tak pernah saya temui Menteri Diwan Tarbiyah, tapi kali ini beliau hadir dan membersamai para kandidat dari Malaysia. MasyaAllahckckck, seronok sangat dapat sua directly. 

Brunai Darussalam, Singapore dan Vietnam tiba 10 menit setelah Malaysia. It’s amazing, mereka janjian kali ya? Teringat kenangan masa kecil dulu ketika merengek dan menangis sekencang-kencangnya dalam aksi membujuk Ibunda dan keluarga untuk pindah kewarganegaraan ke Brunai Darussalam oleh sebab disana negerinya berkembang pesat dalam SDA dan Islam berkembang kuat. Terang saja permintaan itu hingga kini tak pernah terkabul, aneh-aneh aja sih. Dulu, ketika SD saya adalah maniak Negara Asia Tenggara. Mulai dari lagu kebangsaan Negara-negara Asia Tenggara, history Negara-negara mereka, serta adat istiadat mereka saya telaah dan hafalkan. Minat untuk tinggal dan belajar disalah satu Negara ASEAN sangat tinggi. Maklumlah, anak kecil. Akhirnya, ketika keinginan itu semakin terhempas waktu saya hampir lupa akan mimpi-mimpi itu, dan kini Allah menjawabnya lewat serpihan-serpihan  kesempatan. Allahu Akbar… :`(

Hamdulillah, tersisa 8 menit sebelum bis yang mengantarkan kami ke tempat kerja masing-masing negara  ASEAN sampai. Saya sempatkan untuk menyapa para kandidat dari Malaysia, dan…ternyata ada salah dua orang dari mereka yang saya kenal sewaktu belajar di negeri Cindai, tak kuasa kami menahan tangis dalam pelukan. Sebab hingga kini pertemuan kami hanya lewat kata-kata elektronik, tak sambang rumah, apatah lagi sua jiwa, dan kini… lagi-lagi Allah berikan saat paling tepat untuk pertemuan yang merepresentasi tumpukan kerinduan.  

Allahu ma’iy, Allahu nadhiriy…